"Sajak Putih" (Charil Anwar)
oleh : Dini Kartika
Dia bersandar pada tari warna pelangi yang cerah. Aku melihat kau di depanku dengan bertudung kain sutra waktu senja. Dan di hitam matamu terlihat kembang mawar dan melati yang sedang mekar. Ku cium harum rambutmu yang mengalun bergelut dengan senda. Disaat sepi, aku menyanyi. Saat malam datang waktu dalam mendo'apun tiba. Meriak muka di dalam kejernihan air kolam jiwa.
Dan aku mendengar dalam dadaku yang sedang memerdu lagu yang menarik, aku menari seluruk diri aku. Aku hidup dari hidupku , pintu terbuka selama itu, selama matamu bagiku masih menengadah. Dan selama kau masih kuat walaupun darah masih mengalir dari luka di tubuhmu yang lemah itu yang ada diantara kita, mati datang tidak membelah...
"Prajurit Jaga Malam" (Charil Anwar)
oleh : Devinda Eka Putri
waktu aku berjalan, aku berfikir jika di dunia ini semua orang pasti tidak akan tau apa nasib waktunya. banyak pemuda-pemuda yang lincah berlari riang, sementara yang tua-tua bekerja keras.
Meskipun begitu, mereka sama-sama bermata tajam ketika melihat ada penindasan.
mereka mempunyai mimpi.. Mimpinya tentang kemerdekaan, setiap malam mereka berdo'a dengan melihat bintang-bintang di angkasa dengan mengalun sendu di tengah malam. Do'anya tentang kepastian yang ada di kehidupannya. Ku berusaha berbisik disisinya, ku yakinkan agar selama mereka menjaga daerah mati ini untuk tetap tidak menyerah. Aku suka pada mereka yang berani hidup untuk membela kebenaran, aku suka pada mereka yang mau masuk untuk menemui malam. Mawar yang berwangi segar menuntun langkah-langkahnya untuk terus bermimpi, walaupun raganya telah terlucut debu waktu berjalan tapi mereka tak kenal menyerah. Sungguh aku tidak tahu apa arti penindasan ini. Aku dan mereka sama-sama tidak tahu apa nasib waktunya. Apakah kita akan menemui malam selanjutnya atau cukup sampai disini.
"Derai-Derai Cemara" (Chairil Anwar)
Oleh : Erlinda Novita Sari
Pohon cemara yang menderai sampai jauh disana, tak terasa hari sudah akan menjadi malam. ada beberapa dahan yang berjatuhan di tanah karena tingkapnya mulai merapuh dipukul angin yang berhembus dan terpendam. aku sekarang orangnya sudah bisa kuat dan tahan akan cacian itu. karena sudah beberapa waktu lalu aku bukanlah kanak lagi. tapi dulu, sangat dulu sekali memang ada suatu bahan yang membuatku sakit hati yang bukan dasar dari perhitungan masa kini. kita hidup di dunia hanyalah menunda kekalahan. di tambah lagi aku terasingkan dari kisah cinta di sekolah yang pendidikannya rendah. dan apakah kau tahu ? ada satu kata yng sampai saat ini tetap tidak terucapkan, yang sebelum pada akhirnya kita semua menyerah.
"Sajak Putih" (Chairil Anwar)
Oleh : Bella Widyasari
Seseorang yang sedang bersandar dimalam hari bertudungkan dinginnya udara malam aku melihat dimatamu yang hitam itu sedang kembang . rambutnya yang mengalun bergelut senai sambil menyanyi di malam hari . engkau sedang berdoa dan air matamu mengalir di wajah dan engkau memerdu lagu di dalam hati menarik seluruh aku .
hidupku , adalah hidupmu . hatimu terbuka untukku , selama matamu masih terbuka . selama darahmu mengalir , di antara kita tidak akan bisa terpisah .
"Pada suatu Hari Nanti" ( Sapardi DJ.D)
oleh : Sizka Zola
pada suatu hari nanti jasadku tidak mungkin ada lagi aku akan pergi untuk selamanya tetapi dalam hari-hari ini aku tak relakanku sendiri dan suatu nanti suara-suaraku tidak mungkin akan terdengar lagi . tapi diantara semua ini kau akan tetap kunanti dan suatu hari nanti impianku itupun tidak dikenal kembali . namun disudut-sudut semua ini kau tak akan henti-henti aku cari .
"Doa" (Chairil Anwar)
oleh : Sovira Fitra Aulia
Read more...
oleh : Dini Kartika
Dia bersandar pada tari warna pelangi yang cerah. Aku melihat kau di depanku dengan bertudung kain sutra waktu senja. Dan di hitam matamu terlihat kembang mawar dan melati yang sedang mekar. Ku cium harum rambutmu yang mengalun bergelut dengan senda. Disaat sepi, aku menyanyi. Saat malam datang waktu dalam mendo'apun tiba. Meriak muka di dalam kejernihan air kolam jiwa.
Dan aku mendengar dalam dadaku yang sedang memerdu lagu yang menarik, aku menari seluruk diri aku. Aku hidup dari hidupku , pintu terbuka selama itu, selama matamu bagiku masih menengadah. Dan selama kau masih kuat walaupun darah masih mengalir dari luka di tubuhmu yang lemah itu yang ada diantara kita, mati datang tidak membelah...
"Prajurit Jaga Malam" (Charil Anwar)
oleh : Devinda Eka Putri
waktu aku berjalan, aku berfikir jika di dunia ini semua orang pasti tidak akan tau apa nasib waktunya. banyak pemuda-pemuda yang lincah berlari riang, sementara yang tua-tua bekerja keras.
Meskipun begitu, mereka sama-sama bermata tajam ketika melihat ada penindasan.
mereka mempunyai mimpi.. Mimpinya tentang kemerdekaan, setiap malam mereka berdo'a dengan melihat bintang-bintang di angkasa dengan mengalun sendu di tengah malam. Do'anya tentang kepastian yang ada di kehidupannya. Ku berusaha berbisik disisinya, ku yakinkan agar selama mereka menjaga daerah mati ini untuk tetap tidak menyerah. Aku suka pada mereka yang berani hidup untuk membela kebenaran, aku suka pada mereka yang mau masuk untuk menemui malam. Mawar yang berwangi segar menuntun langkah-langkahnya untuk terus bermimpi, walaupun raganya telah terlucut debu waktu berjalan tapi mereka tak kenal menyerah. Sungguh aku tidak tahu apa arti penindasan ini. Aku dan mereka sama-sama tidak tahu apa nasib waktunya. Apakah kita akan menemui malam selanjutnya atau cukup sampai disini.
"Derai-Derai Cemara" (Chairil Anwar)
Oleh : Erlinda Novita Sari
Pohon cemara yang menderai sampai jauh disana, tak terasa hari sudah akan menjadi malam. ada beberapa dahan yang berjatuhan di tanah karena tingkapnya mulai merapuh dipukul angin yang berhembus dan terpendam. aku sekarang orangnya sudah bisa kuat dan tahan akan cacian itu. karena sudah beberapa waktu lalu aku bukanlah kanak lagi. tapi dulu, sangat dulu sekali memang ada suatu bahan yang membuatku sakit hati yang bukan dasar dari perhitungan masa kini. kita hidup di dunia hanyalah menunda kekalahan. di tambah lagi aku terasingkan dari kisah cinta di sekolah yang pendidikannya rendah. dan apakah kau tahu ? ada satu kata yng sampai saat ini tetap tidak terucapkan, yang sebelum pada akhirnya kita semua menyerah.
"Sajak Putih" (Chairil Anwar)
Oleh : Bella Widyasari
Seseorang yang sedang bersandar dimalam hari bertudungkan dinginnya udara malam aku melihat dimatamu yang hitam itu sedang kembang . rambutnya yang mengalun bergelut senai sambil menyanyi di malam hari . engkau sedang berdoa dan air matamu mengalir di wajah dan engkau memerdu lagu di dalam hati menarik seluruh aku .
hidupku , adalah hidupmu . hatimu terbuka untukku , selama matamu masih terbuka . selama darahmu mengalir , di antara kita tidak akan bisa terpisah .
"Pada suatu Hari Nanti" ( Sapardi DJ.D)
oleh : Sizka Zola
pada suatu hari nanti jasadku tidak mungkin ada lagi aku akan pergi untuk selamanya tetapi dalam hari-hari ini aku tak relakanku sendiri dan suatu nanti suara-suaraku tidak mungkin akan terdengar lagi . tapi diantara semua ini kau akan tetap kunanti dan suatu hari nanti impianku itupun tidak dikenal kembali . namun disudut-sudut semua ini kau tak akan henti-henti aku cari .
"Doa" (Chairil Anwar)
oleh : Sovira Fitra Aulia
Kepada sang pemeluk teguh Wahai Tuhanku Di dalam ketermanguanku Aku masih setia menyebut nama suciMU Biarpun susah sungguh Mengingat kau penuh seluruhCahayamu panas dengan suci
Tinggal sekerdip lilin di dalam kelam Wahai Tuhanku Aku telah hilang bentuk Aku remuk WahaiTuhanku Aku telah mengembara di negeri asing Wahai Tuhanku Di pintuMu aku mengetuk
Dan aku tidak akan bisa berpaling lagi